Apalagi yang bisa dilakukan gadis yang merindukan pujaan
Selain lelap yang digadai dalam doa-doa malam
Atau menanam sungai di pipi dengan aliran airmata yang memecah bebatuan
Tak ada lagi yang kita tunggu
selain restu terseduh dari hati para tetua dengan ikhlas penuh
Sedang semua rasa dalam dada tak henti-henti bergemuruh
Tentang penyamudraan hati yang ingin
segera berlabuh
Memuarakannya dalam ijab qabul utuh
Katamu, kita akan membangun cita cinta
Dari mimpi-mimpi yang lelah berkelana
Pada malam-malam pekat miskin cahaya
Telah tua asa kita langitkan
Terbang jauh, payah menemukan tepian; adalah kepedihan.
Seperti burung-burung kecil dianiaya kehausan
Lelah hampir jatuh dari dahan-dahan
harapan
Kabarkan kedatangan, Kakanda
Bersama aroma Singkarak yang harum
diteruskan siut angin yang tak henti tersenyum
hingga penantian lebur dalam syukur yang terlantun
Metro, Lampung, 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar