Just share pengalaman ya,
Mates. Mungkin Mates sekalian pernah mengalami seperti apa yang saya alami awal
bulan lalu. Rabu, 2 oktober kemarin saat hendak mandi ba’da magrib, saya
mengalami sedikit insiden kecil, jari tengah kaki kiri saya tertusuk kayu tipis.
Rasanya luar biasa nyeri, entah saya yang tidak tahan sakit atau bagaimana,
tapi saat itu memang terasa luar biasa pedih. Saya yang dasarnya memang takut
dengan darah membiarkan saja luka itu dan tidak berani melihatnya, saya tetap
mandi dengan darah di kaki tetap mengucur, sambil berharap semoga air mandi
yang dingin dapat menghentikan aliran darah. Karena memang salah satu cara
untuk menghentikan darah adalah dengan mengompresnya menggunakan es batu.
Saat sudah di kamar, saya
memberanikan diri untuk melihat lukanya. Saya baru tahu, ternyata luka itu
membuat kuku saya sedikit agak lepas dari dagingnya. Orang tua saya sudah
menyarankan untuk membawa ke dokter, tapi masih urung saya lakukan karena
selain nyeri dari luka itu, saya merasa lelah sekali karena mengajar sejak
pukul 07.30-18.00.Jadi saya lebih memilih istirahat dan berharap besok
keadaannya lebih membaik.
Di pagi harinya, saya
lihat jari kaki yang luka itu membengkak. Dan di lukanya terdapat seperti
daging putih yang saya tidak tahu apa namanya. Yang saya rasakan hari itu
justeru lebih sakit dari kemarin sore, untuk jalan saja nyeri luar biasa. Saya
berfikir, mungkin karena luka itu terdapat di ujung jari, makanya sakitnya
menjadi lebih terasa, sebab ujung jari adalah bagian tubuh yang lebih sensitif
terhadap sentuhan.
Pagi itu saya harus
mengajar dengan keadaan kaki yang bengkak dan jalan dengan sedikit
terpincang-pincang karena tidak terlalu menumpukan beban di kaki kiri. Awalnya
saya berniat mengajar menggunakan sandal, tapi saat saya pakai rasanya kok
malah kurang pantas, akhirnya saya pilih-pilih sepatu yang ujungnya tidak
terlalu mengerucut agar tidak terlalu menekan jari yang bengkak.
Singkatnya, setelah dua
minggu, bengkaknya tidak kunjung sembuh, padahal perasaan saya serpihan kayu
yang menancan sudah semuanya saya bersihkan. Dan rasanyapun masih sangat sangat
sangat sakit dan nyeri. Akhirnya pada hari minggu pagi, satu hari sebelum Iedul
adha saya pergi ke IGD, sampai disana luka saya hanya dilihat-lihat dan saya
ditanya kronologis kejadiannya, perawatnya tidak berani melakukan tindakan
karena kondisi jari kaki saya masih membengkak. Akhirnya saya diberi antibiotik
dan obat untuk mengempeskan bengkaknya. Perawat menyuruh saya kembali lagi
untuk melepas kuku setelah bengkaknya mengempis.
Keesokan harinya setelah
mandi sore, saat saya mau memotong kuku, termasuk kuku jari tengah yang mau
dilepas ke dokter jika jarinya sudah tidak bengkak nanti, entah bagaimana kuku
jari tengah itu bisa dengan mudah saya lepas, tidah terlalu sakit, karena
memang sudah tidak terlalu menempel di dagingnya. Saya bersyukur, karena kuku
saya lepas sendiri tanpa harus ke dokter, karena sejujurnya, alasan saya urung
pergi ke dokteradalah karena saya takut jarum suntik, ibu saya bilang, untuk
melepas kuku harus dibius lokal dengan cara disuntik. Itu yang membuat saya
ngeri duluan.
Saya sudah sedikit lega karena kuku saya sudah lepas,
bengkaknyapun sudah tidak terlalu besar, mungkin karena pengaruh obat yang
diberikan kemarin, dan tentunya semua itu atas izin Allah. Namun, sudah hampir
empat hari sejak kuku lepas tersebut, jari kaki saya masih terasa sakit, salah
seorang tukang pijit yang sempat memeriksa jari saya bilang kalau tulang jari
saya kemungkinan retak, Masya Allah, saya shock. Saya berniat akan ke sangkal
putung saat sudah benar-benar tidak bengkak lagi, sebab untuk disentuh saja
masih sangat terasa nyeri. Jadi saya berfikir pasti akan lebih sakit saat
dipijit ke sangkal putung.
Saat sedang duduk di
dekat pintu, saya memperhatikan jari yang bengkak itu terkena sinar matahari,
saat itu saya melihat ada satu titik hitam di sudut tempat tumbuh kuku. Saya
sebetulnya sudah tahu titik hitam itu sejak lama, namu saya mengira itu sebuah
lubang yang desebabkan bekas serpihan kayu yang akhirnya membentuk liang kecil
dan dalam, namun saat saya sentuh pakai ujung pembersih kuku, sakitnya terasa
sampai ke sekujur kuku, dan titik itu terasa seperti sebuah benda keras. Saya
menyimpulkan itulah sebab dari sakit luar biasa yang sedang saya rasakan, ADA
SERPIHAN KAYU SETEBAL LIDI YANG MENANCAP DI DAGING KAKI. Akhinya dengan segera
saya pergi ke mantri terdekat, saya sudah tidak hiraukan lagi ketakutan saya
dengan jarum suntik. Saya ingin benda asing ini segera keluar. L
Sampainya di tempat
mantri, saya sempat diskusi dengan bapak mantrinya, saya bertanya apakah ada
cara membius lokal dengan cara tidak disuntik, beliau menjawab ada,
alhamdulillah saya menjadi sedikit tenang, karena cara membiusnya bisa dengan
disemprotkan obat. Tapi ternyataaaaaaa... dibius lokal dengan obat semprot
tersebut tidak ampuuuuuh, saat bapak mantrinya berusaha mengeluarkan benda
asing tadi, masih terasa sakit. SANGAT SAKIT. Akhirnya apa yang saya takuti
benar-benar terjadi. Bapak mantrinya berkata, “Maaf mbak, kayaknya memang harus
disuntik nih, nggak papa ya? Sakitnya sebentar kok” Dengan berat hati saya
berkata “Iya Pak, nggak papa”
Daaaaaaaaaaaaan, for your
information ya, Mateees.. disuntik bius itu rasanya sunggguk mak
nyuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuut... hiiiisssssyyyyy.. sakiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiit
banget. :D
Karena si benda asing tadi susah dicabut, akhitnya daging kakinya disobek
sedikit, dan taraaaaaaaaaaaaa tercabutlah serpihan kayu setebal lidi yang saya
nggak tahu pasti panjangnya berapa centi, yang jelas serpihan kayu itu
bersemayam di sudut tempat tumbuh kuku sampai hampir ke batas ruas jari.
Alhamdulillah..
alhamdulillah.. Segala puji hanya milik Allah. Alhamdulillah saat ini jari saya
sudah tidak nyeri lagi. Berjalan dan memakai sepatupun sudah tidak kesusahan.
Apa yang dikerjakan saat inipun terasa jauh lebih nyaman. Overall, kejadian
kemarin adalah musibah bagi saya, dan saya tahu musibah menimpa itu karena
dosa. Mungkin juga karena sedekah saya yang kurang. Pastinya kejadian kemarin
adalah sentilan dari Allah agar saya lebih baik lagi dalam segala hal. Untuk
itu semua, maka saya wajib untuk lebih banyak meminta Ampun kepada Allah atas
dosa saya yang menggunung. Dan melalui tulisan ini, saya juga meminta maaf
kepada siapa saja yang membaca, saya mohon maaf jika tanpa sengaja pernah
berbuat salah. Yang pastinya semoga saya bisa lebih hati-hati lagi. Semoga dari
yang sedikit ini ada manfaat yang bisa Mates ambil.