Sebetulnya tulisan ini sudah lama banget ditulis, tapi nggak tau nyempil di mana, kemarin waktu iseng-iseng otak-atik folder di laptop secara nggak sengaja nemu tulisan ini. Yah lumayanlah diposting di sini untuk menuh-menuhin Blog, biar blognya makin rame dan kece badai. :D
Minggu, 23 Desember 2012
Dini hari tadi, sebelum ayam-ayam pada bangun, sebelum bulan
pulang ke kandang, sebelum kampret-kampret pulang ke goa, Ibuku sudah rapi dan wangi. Aroma wanginya yang kayak
gabungan dari bunga setaman menusuk indra penciumanku yang lagi pulas tidur.
Perlahan akupun terjaga dari tidur, namun masih enggan membuka mata. Apa dikata, insting seorang ibu memanglah
kuat, melebihi kuatnya gigi yang digosok pakai pepsodent tiga kali sehari, maka
ketika ibu mengetahui aku sebenarnya sudah bangun, maka mulailah ia angkat
bicara,
“Bangun Laaaan, ayo bangun. Kita harus antri karcis kereta
api pagi ini. Kalau nggak cepet nanti kehabisan.”
Aku yang segenap jiwa dan raga masih berusaha mengumpulkan
nyawa, dengan ogah-ogahan membuka mata.
Setelah ngulet-ngulet sebentar, mandi
dan pada jeda berikutnya sudah siap mendampingi ibuku, (demi bakti seorang anak
kepada ibu, ce ileeeh). Berbekal jaket tebal berwarna pink kepunyaan Lik Endah
(Sepupu Ibuku) yang kupinjam beberapa hari lalu (karena saat dari Malang pulang
ke Kediri kemarin aku sama sekali tidak membawa jaket) yang belum sempat
kupulangkan dan juga helm hitam (hadiah setiap pembelian motor honda) kepunyaan
sepupuku, Mas Miko, jadilah kami anak beranak ini memulai petualangan menembusi
gigilnya perjalanan dari desa Manyaran, kelurahan Tarokan, kecamatan Jati
Kapur, nama Lurah: Siswoyo (Nama lurahnya ngasal, :D )
Sepanjang perjalanan ibuku diam tanpa kata, dia seolah jenuh
padaku, ku ingin dia bicara, katakan saja apaaaaaaa maunyaaaaaaaaaa. Hehhee. Selama
perjalanan kami memang lebih banyak diam. Selain udara dingin, subuh-subuh buta
begini memang mata masih terasa mengantuk. Setelah sekitar setengah jam dan
beberapa kali muter-muter dan bolak-balik-belok-buluk karena nggak terlalu
hafal jalan ke Stasiun Kediri, akhirnya
sampailah kami di Stasiun kediri. Alhamdulillah..
Dan, taraaaaaaaaaa apa yang terjadi?? Tunggu setelah
pesan-pesan berikut ini. Hehehhe.. kayak iklan di tengah-tengah acara
inpotaimen ajaaaaah. :D
Apa yang terjadi?? Saat kami di sampai di sana, antrian para
calon pembeli karcis sudah mengular panjang banget. Melebihi panjang tangan
aku, ibuku, bapaku, dan kedua adikku Nieken dan Nuri kalau digabungin jadi
satu. :D hehhe. Tapi beneran deh, antriannya sudah panjang sekali. Padahal aku
dan ibuku datang sekitar pukul 03. 40, bahkan ada juga calon pembeli yang sudah
mengantri sejak pukul 01.30. Padahal loket penjualan karcisnya baru dibuka
sekitar pukul 04.00.
Iya.. iya... aku tau, pasti kalian berfikir, kenapa nggak
pesen karcisnya jauh-jauh hari sih? Atau kenapa kok nggak beli onlen aja? Atau
Kok nggak beli lewat Indomaret atau Indodesember oktober nopember atau
Indosiar?? :D Naaaah Mates... Untuk perjalanan domestik Jawa Timur ini, karcisnya hanya boleh dibeli
di hari pemberangkatan (nggak boleh dibeli sehari sebelumnya, sebulan
sebelumnya ataupun setahun sebelumnya. Terlebih lagi, karcisnya nggak boleh
dibeli satu hari setelah hari pemberangkatan kita, karena pasti karcisnya akan
sia-sia, karena itu artinya kita membeli karcis untuk pemberangkatan
kemarin.Lah untuk apa dibeli?) :D
Oke Mates, kemabali ke uuuuulaaar. :D Bukan bukan, maksudnya
kembali ke antrian calon pembeli karcis kereta yang mengular tadi ya. Setelah
ikut gabung di antara antrian yang mengular tadi, akhirnya loket benar-benar
dibuka pukul 04.00. Dan saat itu juga
para calon pembeli karcis kereta jurusan Kediri-Kota Baru, Malang merasa
kecewa. (Bersambung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar