Senin, 01 Juni 2015

Ini tentang cara kita membangunkan tidur

Ini tentang cara kita  membangunkan tidur. Biasanya aku yang akan bangun lebih awal daripada kamu, tapi tak jarang juga kamu yang bangun terlebih dahulu daripada aku. Biasanya kamu sengaja bangun setelah tengah malam untuk menuangkan ide-idemu ke dalam tulisan, lalu mengirimkannya ke salah satu media keesokan harinya, hobi yang memang telah menemanimu jauh sebelum kamu memintaku menjadi belahan jiwamu dan aku menerimanya. Lalu beberapa menit menjelang subuh kamu akan membangunkanku, bersama-sama melaksanakan amalan yang memang kita niatkan untuk terus konsisten melakukannya setiap hari jika tidak ada halangan; tahajud dan tilawah bersama hingga adzan Subuh.

Seperti kali ini misalnya, setelah menyelesaikan tulisanmu, kamu membangunkanku lembut, mendekatkan bibirmu ke telingaku, membisikkanku sesuatu yang akan membuatku terbangun, namun kalau aku tetap juga tidak terbangun, biasanya kamu akan menggelitik atau menciumiku bertubi-tubi sampai aku terbangun. Kadang aku memang sengaja tidak membuka mata saat kamu berbisik membangunkanku, walaupun sebenarnya bisikanmu itu sudah bisa membangunkanku. Hihihi.. kamu jangan marah ya? Alasanku, karena aku menunggu untuk kamu cium.  

Aku juga punya cara untuk membangunkan tidurmu, biasanya setelah berwudlu aku akan menempelkan tanganku ke pipimu, dinginnya tanganku akan merambati pori-pori kulitmu dan memerintahkan syaraf untuk membuka matamu. Namun jika cara ini belum berhasil, kukeluarkan jurusku selanjutnya, yaitu  membuat secangkir hot chocolate dan mendekatkan aromanya ke hidungmu. Biasanya cara ini cukup ampuh, karena kamu memang penggemar hot chocolate. Tapi, jika cara ini juga belum berhasil, maka aku ikuti caramu membangunkanku, yaitu menggelitik atau menciumimu bertubi-tubi. Jika sudah begini, kamu tidak mungkin lagi melanjutkan lelapmu.

Oya, katamu dengan menempelkan tanganku ke pipimu setelah berwudhu atau mendekatkan aroma hot chocolate ke hidungmu, sebenarnya itu sudah bisa membangunkan tidurmu. Kamu memang sengaja bermanja-manja tidak mau bangun. Dan rupanya alasanmu sama juga dengan alasanku, yaitu karena kamu menunggu untuk aku cium. Hihihi..


Ah kamu, suamiku, aku mencintaimu, terimakasih telah bersedia membersamaiku, menjadi imam dalam shalat-shalat kehidupanku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar